Rabu, 04 Februari 2015

Menyerobot, Cerminan Budaya Masyarakat Kita Sekarang


Setiap orang yang hidup di Jakarta dan kota besar lain pada umumnya tentu acap kali menimbulkan perbedaan yang amat mencolok dari kebiasaan masyarakat sekitar, meskipun masyarakat setempat juga member andil yang sama terhadap perubahan itu. Salah satunya adalah kebiasaan kita untuk tidak mau antri ketika terjadi suatu kemacetan di jalan raya, ini merupakan contoh kecil dari kebiasaan buruk yang tidak sepantasnya kita lestarikan. Para supir yang menjadi nahkoda kendaraan tidak hanya berasal dari Jakarta, kebanyakan dari mereka adalah para perantau yang mencoba mencari peruntungan di ibukota dan inilah yang disebut-sebut menjadi akar permasalahan bagi warga sekitar.
Kita ambil contoh di jalanan ibu kota yang terkrnal dengan macetnya. Macet tidak lagi menjadi barang langka di Jakarta, setiap jalan protokol maupun jalan umum tentu dibumbui dengan keadaan yang dinamakan macet, kebanyakan orang sangat bosan malah terkadang marah-marah bahkan memaki ketika mencapai tingkat kejenuhan saat mengalami itu. Mereka tidak pernah sabar. Bagaimana tidak? Jika katakanlah jalan itu terdiri dari empat lajur dan satu lajur diantaranya merupakan jalur khusus bus transjakarta atau busway yang notabenenya hanya untuk bus transjakarta, masih banyak ditemui para pengendara kendaraan memakai jalan itu. Agaknya mereka tidak pernah tahu apa itu arti melanggar dan menyerobot, seakan mereka tutup mata akan apa yang telah mereka perbuat mereka tak mau tahu akan apa resiko yang akan terjadi jika hal ini terus dikembangkan dan dilestarikan, di Koran-koran, televisi dan radio sudah sering menjadi headline yang membahas tentang kecelakaan yang banyak merenggut korban jiwa akibat dari kebiasaan menyerobot atau memakai jalur busway.
Seakan tidak ada rasa jera bagi mereka, seakan tidak ada rasa khawatir akan kehilangan nyawa bagi mereka. Memang tuntutan pekerjaan, dikejar waktu atau apapun itu alasannya menjadikan mereka menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sepeda motor, angkot, bahkan mobil pribadipun ikut menjadi bagian dari kegiatan menyerobot di jalur busway itu, dan ini sangat menghambat arus lalu lintas dan keberangkatan busway yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi kendaraan yang beredar dan otomatis kemacetan bisa di minimalisir.
Beda halnya dengan kebiasaan menyerobot dalam kehidupan sosial, misalnya ketika kita telah memesan sheet tempat duduk di bis umum seringkali tempat duduk yang kita pesan tadi telah ditempati orang lain yang datang ketempat itu lebih dahulu, mereka berdalih bahwa merekalah yang pertama dating dan berhak menempati tempat duduk yang mereka suka. Apakah permasalahan ini akan terus menjadi suatu problema yang tidak akan terpecahkan dan tanpa solusi? Kita hanya sanggup mengembalikan kepada masyarakat itu sendiri, bisakah mereka sadar atau malah semakin menjadi dan tambah menikmati atas apa yang telah mereka perbuat selama ini. Jika ini terus berlanjut dan tanpa kepedulian masing-masing percayalah, jadi diri bangsa akan luntur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar